Klik To Become Our Ads

Protected by Copyscape Online Plagiarism Checker

Selasa, 27 September 2011

Sistem Koloid Dan Macam Macam

Pengertian dan Jenis-jenis Koloid


DEFINISI

Koloid adalah suatu campuran zat heterogen antara dua zat atau lebih di mana partikel-partikel zat yang berukuran koloid tersebar merata dalam zat lain. Ukuran koloid berkisar antara 1-100 nm ( 10-7 – 10-5 cm ).
Contoh:
Mayones dan cat, mayones adalah campuran homogen di air dan minyak dan cat adalah campuran homogen zat padat dan zat cair.


Perbedaan larutan sejati, sistem koloid, dan suspensi kasar.
Keterangan:
1. Larutan sejati
2. Sistem koloid
3. Suspensi Kasar

Jumlah fase
1. 1
2. 2
3. 2
Distribusi partikel
1. Homogen
2. Heterogen
3. Heterogen
Ukuran partikel
1. <10-7>10-5cm
Penyaringan
1. Tidak dapat disaring
2. Tidak dapat disaring, kecuali dengan penyaring ultra
3. Dapat disaring
Kestabilan
1. Stabil, tidak memisah
2. Stabil, tidak memisah
3. Tidak stabil, memisah
Contoh
1. Larutan gula, larutan garam, Udara bersih
2. Tepung kanji dalam air, Mayones, Debu di udara
3. Campuran pasir dan air, Sel darah merah dan plasma putih dalam plasma darah.


Jenis – jenis koloid

1. Sol (fase terdispersi padat)
a. Sol padat adalah sol dalam medium pendispersi padat
Contoh: paduan logam, gelas warna, intan hitam
b. Sol cair adalah sol dalam medium pendispersi cair
Contoh: cat, tinta, tepung dalam air, tanah liat
c. Sol gas adalah sol dalam medium pendispersi gas
Contoh: debu di udara, asap pembakaran

2. Emulsi (fase terdispersi cair)
a. Emulsi padat adalah emulsi dalam medium pendispersi padat
Contoh: Jelly, keju, mentega, nasi
b. Emulsi cair adalah emulsi dalam medium pendispersi cair
Contoh: susu, mayones, krim tangan
c. Emulsi gas adalah emulsi dalam medium pendispersi gas
Contoh: hairspray dan obat nyamuk

3. BUIH (fase terdispersi gas)
a. Buih padat adalah buih dalam medium pendispersi padat
Contoh: Batu apung, marshmallow, karet busa, Styrofoam
b. Buih cair adalah buih dalam medium pendispersi cair
Contoh: putih telur yang dikocok, busa sabun
- Untuk pengelompokan buih, jika fase terdispersi dan medium pendispersi sama-sama berupa gas, campurannya tergolong larutan


EXPERIMENT
Apa yang telah dibahas dalam subtopik ini dapat dibuktikan slah satunya dengan sebuah eksperimen seperti yang di bawah ini:

Tujuan:
mempelajari berbagai jenis campuran

Alat dan Bahan:
Gelas kimia (100ml)
Pengaduk corong kertas saring
Gula pasir
Terigu
Susub instant
Ureasabun
Serbuk belereng
Air suling

Cara kerja:
1. Isilah 6 gelas kimia dengan 50 ml air suling
2. Tambahkan:
a. 1 sendok teh gula pasir dalam gelas-1
b. 1 sendok teh terigu dalam gelas-2
c. 1 sendok teh susu instan dalam gelas-3
d. 1 sendok teh urea dalam gelas-4
e. 1 sendok teh sabun dalam gelas-5
f. 1 sendok teh serbuk belerang dalam gelas-6
3. Aduklah setiap campuran. Perhatikanlah apakah zat yang dicampurkan larut atau tidak.
4. Diamkan campuran tersebut. Catat apakah campuran itu stabil atau tidak stabil;bening atau keruh
5. Saringlah setipa campuran. Catat manakah yang meninggalkan redisu dan apakah hasil penyaringan bening atau keruh.

Hasil Pengamatan:
Sifat campuran Campuran air dengan
Gula Terigu Susu Urea Sabun Belerang
Kelarutan
Kestabilan
Bening/keruh
Residu
Filtrat
Bening/keruh

Diskusi:
- Campuran –campuran tersebut termasuk dalam larutan, sejati, koloid atau suspensi
- Kesimpulan dari percobaan di atas
Campuran air dan gula akan membentuk larutan gula. Zat terlarut tidak tampak lagi, tersebar dalam bentuk partikel-partikel yang sangat kecil. Larutan merupakan campuran homogen, stabil dan tidak dapat disaring. Susu dengan air membentuk larutan yang keruh. Jika didiamkan campuran tidak menghasilkan endapan dan larutan keruh tersebut tidak dapat dipisahkan dengan penyaringan. Campuran ini homogen terdiri atas dua fasa. Tepung dan air, membentuk endapan dari tepung yna tidak larut. Larutan bersifat homogen dan dapat dipisahkan dengan penyaringan. Dari pengamatan ini menunjukkan bahwa ukuran patikel-partikel yang terdispersi dalam suatu campuran menentukan jenis dan sifat campuran tersebut. Karena perbedaan ukuran partikel terdispersi tersebut maka larutan dan koloid sama-sama tercampur homogen, dapat dibedakan dengan kertas selofan. Partikel larutan dapat menembus kertas selofan sedangkan partikel-partikel koloid tidak. Besarnya partikel terdispersi merupakan faktor penentu dari sifat atau keadaan campuran (larutan, koloid atau suspensi)

Koloid Sol


SIFAT-SIFAT KOLOID SOL

a. Efek Tyndall
Sifat pengahamburan cahaya oleh koloid di temukan oleh John Tyndall, oleh karena itu sifat ini dinamakan Tyndall. Efek dari Tyndall digunakan untuk membedakan system koloid dari larutan sejati, contoh dalam kehidupan sehari – hari dapat diamati dari langit yang tampak berwarna biru atau terkandang merah/oranye.
Selain itu contoh lainnya adalah pada koloid kanji dan larutan Na2Cr2O7, maka sinar dihamburkan oleh system koloid tetapi tidak dihamburkan oleh larutan sejati hal ini dapat dilihat terdapat berkas sinar pada larutan. Larutan koloid kanji memiliki partikel-partikel koloid relatif besar untuk dapat menhamburkan sinar dan sebaliknya Na2Cr2O7 memiliki partikel-partikel yang relatif kecil sehingga hamburan yang terjadi sedikit kecil dan sulit diamati.

b. Gerak Brown
Dibawah mikroskop ultra, partikel koloid akan tampak sebagai titik cahaya. Jika pergerakan titik cahaya atau partikel tersebut diikuti, partikel itu bergerak terus-menerus dengan gerakan zigzag. Hal ini pertama kali diamati oleh Robert Brown (1773-1858), seorang ahli botani inggris pada tahun 1827. Ia sedang mengamati butiran sari tumbuhan pada permukaan air dean mikroskop. Partikel koloid dalam medium pendispersinya disebut gerak brown.

Bagaimana gerak brown dijelaskan?
Partikel – partikel suatu zat senantiasa bergerak. Gerakan tersebut bersifat acak seperti pada zat cair dan gas. System koloid dengan medium pendipersi zat cair atau gas, partikel-partikel menghasilkan tumbukan. Tumbukan tersebut berlangsung dari segala arah. Partikel koloid cukup kecil, tumbukan cenderung tidak seimbang. Dan menyebabkan perubahan arah partikel sehingga terjadi gerak zigzag atau gerak brown.
Semakin kecil ukuran partikel koloid, semakin cepat gerak brown. Semakin besar ukuran partikel, semakin lambat gerak brown.
Gerak Brown dipengerahui oleh suhu. Semakin tinggi suhu system, koloid, semakin besar energi kinektik yang dimiliki partikel medium. Akibatnya, gerak Brown dari partikel fase terdispersinya semakin cepat. Semakin rendah suhu system koloid, maka gerak Brown semakin lambat.

c. Adsorpsi koloid
Partikel sol padat ditempatkan dalam zat cair atau gas, maka partikel zat cair atau gas akan terakumulasi. Fenomena disebut adsorpsi. Jadi sdsorpsi terkait dengan penyerapan partikel pada permukaan zat. Partikel koloid sol memiliki kemampuan untuk mengadsorpsi partikel pendispersi pada permukaanya. Daya adsorpsi partikel koloid tergolong besar Karenna partikelnya memberikan sesuatu permukaan yang luas. Sifat ini telah digunakan dalam berbagai proses seperti penjernihan air.

d. Muatan koloid sol
Sifat koloid terpenting adalah muatan partikel koloid. Semua partikel koloid memiliki muatan sejenis (positif dan negatif). Maka terdapat gaya tolak menolak antar partikel koloid. Partikel koloid tidak dapat bergabung sehingga memberikan kestabilan pada sistem koloid. Sistem koloid secara keseluruhan bersifat netral.

i. Sumber muatan koloid sol
Partikel-partikel koloid mendapat mutan listrik melalui dua cara, yaitu dengan proses adsorpsi dan proses ionisasi gugus permukaan partikelnya.
- Proses adsorpsi
Partikel koloiddapat mengadsorpsi partikel bermuatan dari fase pendispersinya. Jenis muatan tergantung dari jenis partikel yang bermuatan. Partikel sol Fel (OH)3 kemampuan untuk mengadsorpsi kation dari medium pendisperinya sehingga bermuatan positif, sedangkal partikel sol As2S3 mengadsorpsi anion dari medium pendispersinya sehingga bermuatan negatif.
Sol AgCI dalam medium pendispersi dengan kation Ag+ berlebihan akan mengadsorpsi Ag+ sehingga bermuatan positif. Jika anion CI- berlebih, maka sol AgCI akan mengadsorpsi ion CI- sehingga bermuatan positif.

- Proses ionisasi gugus permukaan partikel
Beberapa partikel koloid memperoleh muatan dari proses ionisasi gugus-gugus yang ada pada permukaan partikel koloid.

Ø Koloid protein
Koloid protein adalah jenis koloid sol yang mempunyai gugus yang bersifat asam (-COOH) dan biasa (-NH2). Kedua gugus ini dapat terionisasi dan memberikan muatan pada molekul protein.
Pada ph rendah , gugus basa –NH2 akan menerima proton dan membentuk gugus –NH3. Ph tinggi, gugus –COOH akan mendonorkan proton dan membentuk gugus – COO-. Pada ph intermediet partikel protein bermuatan netral karena muatan –NH3+ dan COO- saling meniadakan.

Ø Koloid sabun dan deterjen
Pada konsentrasi relatif pekat, molekul ini dapat bergabung membentuk partikel berukuran koloid yang disebut misel. Zat yang molejulnya bergabung secara spontan dalam suatu fase pendispersi dan membentuk partikel berukuran koloid disebut koloid terasosiasi.
Sabun adalah garam karboksilat dengan rumus R-COO-Na+.
Anion R-COO- terdiri dari gugus R- yang bersifat non pola. Gugus R- atau ekor non-polar tidak larut dalam air sehingga akan terorientasi ke pusat.

ii. Kestabilan koloid

Muatan partikel koloid adalah sejenis cenderung karena sering tolak-monolak.

iii.Lapisan bermutar ganda
Permukaan partikel Koloid mendapat muatan bahwa partikel-partikel. lapisan bermuatan listrik ini selanjutnya akan menarik ion-ion dengan

Bagaimana sebenarnya struktur dari lapisan bermuatan ganda ini?
Permukaan lapisan ganda ini mengikuti model Helmoslzt. Sekarang model yang lebih akurat adalah :
Lapisan padat : koloid menarik ion-ion dengan muatan yang berlawanan.
Lapisandifusi : merupakan lapisan dimana muatan berlawanan dari medium pendispersi difusi

iv.Elektroforesis :
Partikel koloid sol bermuatan listrik, maka partikel ini akan bergerak dalm medan listrik. Pergerakan partikel koloid dalam medan listrik disebut elektrofesis.
Femonema elektroforesis dapat digunakan untuk menentukan jenis muatan partikel koloid.

e. Koagulasi
Partikel-partikel koloid yang bersifat stabil karena memiliki muatan listrik sejenis. Apabila muatan listrik itu hilang , maka partikel koloid tersebut akan bergabung membentuk gumpalan. Proses penggumpalan partikel koloid dan pengendapannya disebut Koagulasi.
Penghilangan muatan listrik pada partikel koloid ini dapat dilakukan empat cara yaitu :
i. Menggunakan prinsip elektroforesis
Proses elektroforesis adaalh pergerakan partikel koloid yang bermuatan ke electrode dengan muatan berlawanan. Ketika partikel mencapai electrode, maka partikel akan kehilangan muatannya.

ii. Penambahan koloid lain dengan muatan berlawanan

Sistem koloid bermuatan positif dicampur dengan sistem koloid lain yang bermuatan negatif, kedua koloid tersebut akan saling mengadsorpsi menjadi netral maka terbentuk kogulasi.

iii.Penambahan elektrolit
Elektrolit ditambahkan kedalam sistem koloid maka partikel koloid yang bermuatan negatif akan menarik ion positif dari elektrolit. Partikel koloid yang bermuatan positif akan menarik ion negatif dari elektrolit. Menyebabkan partikel koloid tersebut dikelilingi lapisan kedua yang memiliki muatan berlawanan.

iv.Pendidihan
Kenaikan suhu sistem koloid menyebabkan jumlah tumbukan antara partikel-partikel sol dengan molekul-molekul air bertambah banyak. Menyebabkan lepasnya elekrolit yang teradsorpsi pada permukaan koloid.


f. Koloid pelindung
- Sistem koloid dimana partikel terdisperesinya mempunyai daya adsorpsi yang relatif besar disebut koloid liofil.
- Sistem koloid dimana partikel terdisperesinya mempunyai daya adsorpsi yang relatif kecil disebut koloid liofob.
- Koloid lioil bersifat stabil, sedangkan koloid liofob kurang stabil. Koloid liofil yang berfungsi sebagai koloid pelindung.


PEMBUATAN KOLOID SOL

Ukuran partikel koloid berada di antara partikel larutan dan suspensi, karena itu cara pembuatannya dapat dilakukan dengan memperbesar partikel larutan atau memperkecil partikel suspensi. Maka dari itu, ada dua metode dasar dalam pembuatan iystem koloid sol, yaitu:
- Metode kondensasi yang merupakan metode bergabungnya partikel-partikel kecil larutan sejati yang membentuk partikel-partikel berukuran koloid.
- Metode dispersi yang merupakan metode dipecahnya partikel-partikel besar sehingga menjadi partikel-partikel berukuran koloid.


Metode Kondensasi
Pembuatan koloid sol dengan metode ini pada umumnya dilakukan dengan cara kimia (dekomposisi rangkap, hidrolisis, dan redoks) atau dengan penggatian pelarut. Cara kimia tersebut bekerja dengan menggabungkan partikel-partikel larutan (atom, ion, atau molekul) menjadi pertikel-partikel berukuran koloid.

* Reaksi dekomposisi rangkap
Misalnya:
- Sol As2S3 dibuat dengan gaya mengalirkan H2S dengan perlahan-lahan melalui larutan As2O3 dingin sampai terbentuk sol As2S3 yang berwarna kuning terang;
As2O3 (aq) + 3H2S(g) à As2O3 (koloid) + 3H2O(l)
(Koloid As2S3 bermuatan negatif karena permukaannya menyerap ion S2-)
- Sol AgCl dibuat dengan mencampurkan larutan AgNO3 encer dan larutan HCl encer;
AgNO3 (ag) + HCl(aq) à AgCl (koloid) + HNO3 (aq)

* Reaksi hidrolisis

Hidrolisis adalah reaksi suatu zat dengan air. Misalanya:
- Sol Fe(OH3) dapat dibuat dengan hidrolisis larutan FeCl3 dengan memanaskan larutan FeCl3 atau reaksi hidrolisis garam Fe dalam air mendidih;
FeCl3 (aq) + 3H2O(l) à Fe(OH) 3 (koloid) + 3HCl(aq)
(Koloid Fe(OH)3 bermuatan positif karena permukaannya menyerap ion H+)

- Sol Al(OH)3 dapat diperoleh dari reaksi hidrolisis garam Al dalam air mendidih;
AlCl3 (aq) + 3H2O(l) à Al(OH) 3 (koloid) + 3HCl(aq)

* Reaksi reduksi-oksidasi (redoks)
Misalnya:
- Sol emas atau sol Au dapat dibuat dengan mereduksi larutan garamnya dengan melarutkan AuCl3 dalam pereduksi organic formaldehida HCOH;
2AuCl3 (aq) + HCOH(aq) + 3H2O(l) à 2Au(s) + HCOOH(aq) + 6HCl(aq)
- Sol belerang dapat dibuat dengan mereduksi SO2 yang terlarut dalam air dengan mengalirinya gas H2S ;
2H2S(g) + SO2 (aq) à 3S(s) + 2H2O(l)

* Penggatian pelarut
Cara ini dilakukan dengan mengganti medium pendispersi sehingga fasa terdispersi yang semulal arut setelah diganti pelarutanya menjadi berukuran koloid. Misalnya;
- untuk membuat sol belerang yang sukar larut dalam air tetapi mudah larut dalam alkohol seperti etanol dengan medium pendispersi air, belarang harus terlenih dahulu dilarutkan dalam etanol sampai jenuh. Baru kemudian larutan belerang dalam etanol tersebut ditambahkan sedikit demi sedikit ke dalam air sambil diaduk. Sehingga belerang akan menggumpal menjadi pertikel koloid dikarenakan penurunan kelarutan belerang dalam air.
- Sebaliknya, kalsium asetat yang sukar larut dalam etanol, mula-mula dilarutkan terlebih dahulu dalam air, kemudianbaru dalam larutan tersebut ditambahkan etanol maka terjadi kondensasi dan terbentuklah koloid kalsium asetat.


2. Metode Dispersi
Metode ini melibatkan pemecahan partikel-partikel kasar menjadi berukuran koloid yang kemudian akan didispersikan dalam medium pendispersinya. Ada 3 cara dalam metode ini, yaitu:

* Cara Mekanik
Cara mekanik adalah penghalusan partikel-partikel kasar zat padat dengan proses penggilingan untuk dapat membentuk partikel-partikel berukuran koloid. Alat yang digunakan untuk cara ini biasa disebut penggilingan koloid, yang biasa digunakan dalam:
- industri makanan untuk membuat jus buah, selai, krim, es krim,dsb.
- Industri kimia rumah tangga untuk membuat pasta gigi, semir sepatu, deterjen, dsb.
- Industri kimia untuk membuat pelumas padat, cat dan zat pewarna.
- Industri-industri lainnya seperti industri plastik, farmasi, tekstil, dan kertas.

Sistem kerja alat penggilingan koloid:
Alat ini memiliki 2 pelat baja dengan arah rotasi yang berlawanan. Partikel-partikel yang kasar akan digiling melalui ruang antara kedua pelat baja tersebut. Kemudian, terbentuklah partikel-partikel berukuran koloid yang kemudian didispersikan dalam medium pendispersinya untuk membentuk sistem koloid. Contoh kolid yang dibuat adalah; pelumas, tinta cetak, dsb.

* Cara peptisasi

Cara peptisasi adalah pembuatan koloid / sistem koloid dari butir-butir kasar atau dari suatu endapan / proses pendispersi endapan dengan bantuan suatu zat pemeptisasi (pemecah). Zat pemecah tersebut dapat berupa elektrolit khususnya yang mengandung ion sejenis ataupun pelarut tertentu.
Contoh:
- Agar-agar dipeptisasi oleh air ; karet oleh bensin.
- Endapan NiS dipeptisasi oleh H2S ; endapan Al(OH) 3 oleh AlCl3.
- Sol Fe(OH) 3 diperoleh dengan mengaduk endapan Fe(OH) 33 yang baru terbentuk dengan sedikit FeCl3. Sol Fe(OH) 3 kemudian dikelilingi Fe+3 sehingga bermuatan positif
- Beberapa zat mudah terdispersi dalam pelarut tertentu dan membnetuk sistem kolid. Contohnya; gelatin dalam air.

* Cara Busur Bredig
Cara busur Bredig ini biasanya digunakan untuk membuat sol-sol logam, sperti Ag, Au, dan Pt. Dalam cara ini, logam yang akan diubah menjadi partikel-partikel kolid akan digunakan sebagai elektrode. Kemudian kedua logam dicelupkan ke dalam medium pendispersinya (air suling dingin) sampai kedua ujungnya saling berdekatan. Kemudian, kedua elektrode akan diberi loncatan listrik. Panas yang timbul akan menyebabkan logam menguap, uapnya kemudian akan terkondensasi dalam medium pendispersi dingin, sehingga hasil kondensasi tersebut berupa pertikel-pertikel kolid. Karena logam diubah jadi partikel kolid dengan proses uap logam, maka metode ini dikategorikan sebagai metode dispersi.


PEMURNIAN KOLOID SOL

Seringkali terdapat zat-zat terlarut yang tidak diinginkan dalam suatu pembuatan suatu sistem koloid. Partikel-partikel tersebut haruslah dihilangkan atau dimurnikan guna menjaga kestabilan kolid. Ada beberapa metode pemurnian yang dapat digunakan, yaitu:

Dialisis

Dialisis adalah proses pemurnian partikel koloid dari muatan-muatan yang menempel pada permukaannya. Pada proses dialisis ini digunakan selaput semipermeabel. Pergerakan ion-ion dan molekul – molekul kecil melalui selaput semipermiabel disebut dialysis. Suatu koloid biasanya bercampur dengan ion-ion pengganggu, karena pertikel koloid memiliki sifat mengadsorbsi. Pemisahan ion penggangu dapat dilakukan dengan memasukkan koloid ke dalam kertas/membran semipermiabel (selofan), baru kemudian akan dialiri air yang mengalir. Karena diameter ion pengganggu jauh lebih kecil daripada kolid, ion pengganggu akan merembes melewati pori-pori kertas selofan, sedangkan partikel kolid akan tertinggal.
Proses dialisis untuk pemisahan partikel-partikel koloid dan zat terlarut dijadikan dasar bagi pengembangan dialisator. Salah satu aplikasi dialisator adalah sebagai mesin pencuci darah untuk penderita gagal ginjal. Jaringan ginjal bersifat semipermiabel, selaput ginjal hanya dapat dilewati oleh air dan molekul sederhana seperti urea, tetapi menahan partikel-partikel kolid seperti sel-sel darah merah.

Elektrodialisis
Pada dasarnya proses ini adalah proses dialysis di bawah pengaruh medan listrik. Cara kerjanya; listrik tegangan tinggi dialirkan melalui dua layer logam yang menyokong selaput semipermiabel. Sehingga pertikel-partikel zat terlarut dalam sistem koloid berupa ion-ion akan bergerak menuju elektrode dengan muatan berlawanan. Adanya pengaruh medanlistrik akanmempercepat proses pemurnian sistem koloid.
Elektrodialisis hanya dapat digunakan untuk memisahkan partikel-partikel zat terlarut elektrolit karena elektrodialisis melibatkan arus listrik.

Penyaring Ultra
Partikel-partikel kolid tidak dapat disaring biasa seperti kertas saring, karena pori-pori kertas saring terlalu besar dibandingkan ukuran partikel-partikel tersebut. Tetapi, bila kertas saring tersebut diresapi dengan selulosa seperti selofan, maka ukuran pori-pori kertas akan sering berkurang. Kertas saring yang dimodifikasi tersebut disebut penyaring ultra.
Proses pemurnian dengan menggunakan penyaring ultra ini termasuklambat, jadi tekanan harus dinaikkan untuk mempercepat proses ini. Terakhir, partikel-pertikel koloid akan teringgal di kertas saring. Partikel-partikel kolid akan dapat dipisahkan berdasarkan ukurannya, dengan menggunakan penyaring ultra bertahap.

Koloid Emulsi


KOLOID EMULSI

Emulsi adalah suatu sistem koloid yang fase terdispersinya dapat berupa zat padat, cair, dan gas, tapi kebanyakan adalah zat cair (contohnya: air dengan minyak). Pada umumnya emulsi kurang mantap, kemantapan emulsi dapat terlihat pada keadaannya yang selalu keruh seperti; susu, santan, dsb. Untuk memantapkan emulsi diperlukan zat pemantap yang disebut emulgator.

Emulsi Gas
Emulsi gas dapat disebut juga aerosol cair yang adalah emulsi dalam medium pendispersi gas. Pada aerosol cair, seperti; hairspray dan obat nyamuk dalam kemasan kaleng, untuk dapat membentuk system koloid atau menghasilkan semprot aerosol yang diperlukan, dibutuhkan bantuan bahan pendorong/ propelan aerosol, anatar lain; CFC (klorofuorokarbon atau Freon).
Aerosol cair juga memiliki sifat-sifat seperti sol liofob; efek Tyndall, gerak Brown, dan kestabilan denganmuatan partikel.
Contoh: dalam hutan yang lebat, cahaya matahari akan disebarkan oleh partikel-partikel koloid dari sistem koloid kabut à merupakan contoh efek Tyndall pada aerosol cair.

Emulsi Cair
Emulsi cair melibatkan dua zat cair yang tercampur, tetapi tidak dapat saling melarutkan, dapt juga disebut zat cair polar &zat cair non-polar. Biasanya salah satu zat cair ini adalah air (zat cair polar) dan zat lainnya; minyak (zat cair non-polar). Emulsi cair itu sendiri dapat digolongkan menjadi 2 jenis, yaitu; emulsi minyak dalam air (cth: susu yang terdiri dari lemak yang terdispersi dalam air,jadi butiran minyak di dalam air), atau emulsi air dalam minyak (cth: margarine yang terdiri dari air yang terdispersi dalam minyak, jadi butiran air dalam minyak).

Bagaimana air dan minyak dapat bercampur sehingga membentuk emulsi cair?
Air dan minyak dapat bercampur membentuk emulsi cair apabila suatu pengemulsi (emulgator) ditambahkan dalam larutan tersebut. Karena kebanyakan emulsi adalah dispersiair dalam mnyak, dan dispersiminyak dalam air, maka zat pengemulsi yang digunakan harus dapat larut dengan baik di dalam air maupun minyak. Contoh pengemulsi tersebut adalah senyawa organic yang memiliki gugus polar dan non-polar. Bagian non-polar akan berinteraksi dengan minyak/ mengelilingi partikel-partikel minyak, sedangkan bagian yang polar akan berinteraksi kuat dengan air. Apabila bagian polar ini terionisasi menjadi bermuatan negative, maka pertikel-partikel minyak juga akan bermuatan negatif. Muatan tersebut akan mengakibatkan pertikel-partikel minyak saling tolak-menolak dan tidak akan bergabung, sehingga emulsi menjadi stabil.
Contohnya: ada sabun yang merupakan garam karboksilat. Molekul sabun tersusun dari “ekor” alkil yang non-polar (larut dalam minyak) dan kepala ion karboksilat yang polar (larut dalam air). Prinsip tersebut yang menyebabkan sabun dan deterjen memiliki daya pembersih. Ketika kita mandi atau mencuci pakaian, “ekor” non-polar dari sabun akan menempel pada kotoran dan kepala polarnya menempel pada air. Sehingga tegangan permukaan air akan semakin berkurang, sehingga air akan jauh lebih mudah untuk menarik kotoran.


Beberapa sifat emulsi yang penting:
- Demulsifikasi
Kestabilan emulsi cair dapat rusak apabila terjadi pemansan, proses sentrifugasi, pendinginan, penambahan elektrolit, dan perusakan zat pengemulsi. Krim atau creaming atau sedimentasi dapat terbentuk pada proses ini. Pembentukan krim dapat kita jumpai pada emulsi minyak dalam air, apabila kestabilan emulsi ini rusak,maka pertikel-partikel minyak akan naik ke atas membentuk krim. Sedangkan sedimentasi yang terjadi pada emulsi air dalam minyak; apabila kestabilan emulsi ini rusak, maka partikel-partikel air akan turun ke bawah. Contoh penggunaan proses ini adalah: penggunaan proses demulsifikasi dengan penmabahan elektrolit untukmemisahkan karet dalam lateks yang dilakukan dengan penambahan asam format (CHOOH) atau asam asetat (CH3COOH).
- PengenceranDengan menambahkan sejumlah medium pendispersinya, emulsi dapat diencerkan. Sebaliknya, fase terdispersi yang dicampurkan akan dengan spontan membentuk lapisan terpisah. Sifat ini dapat dimanfaatkan untuk menentukan jenis emulsi.

Emulsi Padat atau gel
Gel adalah emulsi dalam medium pendispersi zat padat, dapat juga dianggap sebagai hasil bentukkan dari penggumpalan sebagian sol cair. Partikel-partikel sol akan bergabung untuk membentuk suatu rantai panjang pada proses penggumpalan ini. Rantai tersebut akan saling bertaut sehingga membentuk suatu struktur padatan di mana medium pendispersi cair terperangkap dalam lubang-lubang struktur tersebut. Sehingga, terbentuklah suatu massa berpori yang semi-padat dengan struktur gel. Ada dua jenis gel, yaitu:

(i) Gel elastis
Karena ikatan partikel pada rantai adalah adalah gaya tarik-menarik yang relatif tidak kuat, sehingga gel ini bersifat elastis. Maksudnya adalah gel ini dapat berubah bentuk jika diberi gaya dan dapat kembali ke bentuk awal bila gaya tersebut ditiadakan. Gel elastis dapat dibuat dengan mendinginkan sol iofil yang cukup pekat. Contoh gel elastis adalah gelatin dan sabun.
(ii) Gel non-elastis
Karena ikatan pada rantai berupa ikatan kovalen yang cukup kuat, maka gel ini dapat bersifat non-elastis. Maksudnya adalah gel ini tidak memiliki sifat elastis, gel ini tidak akan berubah jika diberi suatu gaya. Salah satu contoh gel ini adalah gel silica yang dapat dibuat dengan reaksi kia; menambahkan HCl pekat ke dalam larutan natrium silikat, sehingga molekul-molekul asam silikat yang terbentuk akan terpolimerisasi dan membentuk gel silika.

Beberapa sifat gel yang penting adalah:
- Hidrasi
Gel non-elastis yang terdehidrasi tidak dapat diubah kembali ke bentuk awalanya, tetapi sebaliknya, gel elastis yang terdehidrasi dapat diubah kembali menjadi gel elastis dengan menambahkan zat cair.
- Menggembung (swelling)
Gel elastis yang terdehidrasi sebagian akan menyerap air apabila dicelupkan ke dalam zat cair. Sehingga volum gel akan bertambah dan menggembung.
- Sineresis
Gel anorganik akan mengerut bila dibiarkan dan diikuti penetesan pelarut, dan proses ini disebut sineresis.
- Tiksotropi
Beberapa gel dapat diubah kembali menjadi sol cair apabila diberi agitasi atau diaduk. Sifat ini disebut tiksotropi. Contohnya adalah gel besi oksida, perak oksida, dsb.

Koloid Buih



KOLOID BUIH

Buih adalah koolid dengan fase terdisperasi gas dan medium pendisperasi zat cair atau zat padat. Baerdasarkan medium pendisperasinya, buih dikelompokkan menjadi dua, yaitu:

Buih Cair (Buih)
Buih cair adalah sistem koloid dengan fase terdisperasi gas dan dengan medium pendisperasi zat cair. Fase terdisperasi gas pada umumnya berupa udara atao karbondioksida yang terbetuk dari fermentasi. Kestabilan buih dapat diperoleh dari adanya zat pembuih (surfaktan). Zat ini teradsorbsi ke daerah antar-fase dan mengikat gelembung-gelembung gas sehingga diperoleh suatu kestabilan.
Ukuran kolid buih bukanlah ukuran gelembung gas seperti pada sistem kolid umumnya, tetapi adalah ketebalan film (lapisan tipis) pada daerah antar-fase dimana zat pembuih teradsorbsi, ukuran kolid berkisar 0,0000010 cm. Buih cair memiliki struktur yang tidak beraturan. Strukturnya ditentukan oleh kandungan zat cairnya, bukan oleh komposisi kimia atau ukuran buih rata-rata. Jika fraksi zat cair lebih dari 5%, gelembung gas akan mempunyai bentuk hamper seperti bola. Jika kurang dari 5%, maka bentuk gelembung gas adalah polihedral.

Beberapa sifat buih cair yang penting:
Struktur buih cair dapat berubah dengan waktu, karena:
- pemisahan medium pendispersi (zat cair) atau drainase, karena kerapatan gas dan zat cair yang jauh berbeda,
- terjadinya difusi gelembung gas yang kecil ke gelembung gas yang besar akibat tegangan permukaan, sehingga ukuran gelembung gas menjadi lebih besar,
- rusaknya film antara dua gelembung gas.
Struktur buih cair dapat berubah jika diberi gaya dari luar. Bila gaya yang diberikan kecil, maka struktur buih akan kembali ke bentuk awal setelah gaya tersebut ditiadakan. Jika gaya yang diberikan cukup besar, maka akan terjadi deformasi.
Contoh buih cair:
- Buih hasil kocokan putih telur
Karen audara di sekitar putih telur akan teraduk dan menggunakan zat pembuih, yaitu p[rotein dan glikoprotein yang berasal dari putih telur itu sendiri untukmembentuk buih yang relative stabil. Sehingga putih telur yang dikocok akan mengembang.
- Buih hasil akibat pemadam kebakaran
Alat pemadam kebakaran mengandung campuran air, natrium bikarbonat, aluminium sulfat, serta suatu zat pembuih. Karbondioksida yang dilepas akan membentuk buih dengan bamtuam zat pembuih tersebut.

Buih Padat
Buih padat adalah sistem kolid dengan fase terdisperasi gas dan denganmedium pendisperasi zat padat. Kestabilan buih ini dapat diperoleh dari zat pembuih juga (surfaktan). Contoh-contoh buih padatyang mungkin kita ketahui:
- Roti
Proses peragian yang melepas gas karbondioksida terlibat dalam proses pembuatan roti. Zat pembuih protein gluten dari tepung kemudian akan membentuk lapisan tipis mengelilimgi gelembung-gelembung karbondioksida untuk membentuk buih padat.
- Batu apung
Dari proses solidifikasi gelas vulkanik, maka terbentuklah batu apung.
- Styrofoam
Styrofoam memiliki fase terdisperasi karbondioksida dan udara, serta medium pendisperasi polistirena.

Koloid Dalam Kehidupan Sehari-hari


KOLOID DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

Sifat karakteristik kolid yang penting, yaitu sangat bermanfaat untuk mencampur zat-zat yang tidak dapat saling melarutkan secara homogen dan bersifat stabil untuk produksi skala besar. Oleh karena sifat tersebut, sistem koloid menjadi banyak kita jumpai dalam industri (aplikasi kolid untuk produksi cukup luas). Tetapi selain industri, sistem koloid juga banyak dapat kita jumpai dsalam kehidupan kita sehari-hari, contohnya saja di alam, kedokteran, pertanian, dsb;
- Penggumpalan darah
Darah mengandung sejumlah kolid protein yangbermuatan negative. Jika terdapat luka kecil, maka luka tersebut dapat doibati dengan pensil stiptik atau tawas yang mengandung ion-ion Al+3 dan Fe+3, dimana ion-ion tersebut akan membantu menetralkan muatan-muatan partikel koloid protein danmembnatu penggumpalan darah.
- Pembentukan delta di muara sungai
Air sungai mengandung partikel-partikel koloid pasir dan tanah liat yang bermuatan negatif. Sedangkan air laut mengandung ion-ion Na+, Mg+2, dan Ca+2 yang bermuatan positif. Ketika air sungai bertemu di laut, maka ion-ion positif dari air laut akanmenetralkan muatan pasir dan tanah liat. Sehingga, terjadi koagulasi yang akan membentuk suatu delta.
- Pengambilan endapan pengotor
Gas atau udara yang dialirkan ke dalam suatu proses industri seringkali mangandung zat-zat pengotor berupa partikel-partikel koloid. Untukmemisahkan pengotor ini, digunakan alat pengendap elektrostatik yang pelat logamnya yang bermuatan akan digunakan untuk menarik partikel-partikel koloid.
- Pemutihan gula
Dengan melarutkan gula ke dalam air, kemudian larutan dialirkan melalui sistem koloid tanah diatomae atau karbon, partikel-partikel koloid kemudian akan mengadsorbsi zat warna tersebut. Sehingga gula tebu yang masih berwarna dapat diputihkan.

Sabtu, 17 September 2011

Update Post Ke Twitter Via FeedBurner

Untuk meningkatkan pengunjung blog, update postingan ke situs-situs social bookmark merupakan hal yang mutlak dilakukan. Seperti update post di facebook, twitter juga tempat yang wajib kita isi dengan postingan-postingan blog kita. Untuk itu ada cara mudah melakukannya tanpa harus menulis manual di twitter, yaitu dengan menggunakan jasa feedburner.

Pertama-tama yang harus sobat lakukan adalah mendaftar di feedburner, kemudian isi dengan url atau feed blog sobat. Jika sudah, sekarang tinggal setting sedikit pada bagian social bookmark.

  1. Klik pada link yang sudah sobat daftarkan sebelumnya.
    image
  2. Kemudian klik pada tab Publicize.
    image
  3. Klik pada Socialize pada bagian samping.
    image
  4. Masukkan account twitter sobat dengan mengklik Add a Twitter account.
    image
  5. Login dengan account twitter sobat.
  6. Kemudian perhatikan tampilan format yang akan ditampilkan dalam postingan di twitter.
    image
  7. Pada bagian Post content ganti dengan Title and Body untuk menampilkan judul dan isi post.
  8. Jika sudah selesai, maka klik Active pada bagian paling bawah.
    image

Selamat mencoba !

Cara Pasang Slidshow di Blog

Kali ini saya akan berikan tutorial cara pasang slidshow di blog. Saya mengambil kode yang paling sederhana dengan menu slidshow yang juga sangat sederhana. Slidshow sendiri fungsinya sebagai navigasi link yang biasanya diletakkan dibawah header, dan selalu menampilkan gambar sebagai pemanis agar pengunjung tertarik untuk mengklik isi yang dimaksud. Untuk demo saya gunakan template gris-amarillo dan meletakkannya di dalam main post, silahkan cek disini.

image Kode css yang akan saya berikan tidak mutlak harus sama, karena setiap template pasti berbeda terutama dalam tutorial ini adalah lebar kolom postingan. Untuk demo saya gunakan template yang lebar postingannya kurang lebih 540px. Buat sobat yang memiliki lebar kolom post lebih atau kurang dari 540px silahkan disesuaikan saja.

  1. Masuk ke Edit HTML.
  2. Jangan klik Expand Template Widget karena akan membuat sobat jadi pusing dengan kode yang panjang.
  3. Copas kode berikut diatas kode ]]></b:skin>
    /* SLIDESHOW */
    #slider-holder{width:540px;height:300px;overflow:hidden;margin-left:-15px;padding:0}
    #s3slider{width:540px;height:300px;position:relative;overflow:hidden}
    #s3sliderContent{width:540px;position:absolute;top:0;margin-left:0}
    .s3sliderImage{float:left;position:relative;display:none}
    .s3sliderImage span{position:absolute;left:0;font-weight:700;font-size:12px;color:#fff;height:70px;width:540px;background-color:#4e4d3c;filter:alpha(opacity=70);-moz-opacity:0.7;-khtml-opacity:0.7;opacity:0.7;display:none;bottom:0;padding:10px}
    .s3sliderImage span a.featured-title:link,.s3sliderImage span a.featured-title:visited{color:#FFF;font-size:14px;padding:0 0 2px}
    .s3sliderImage span a.featured-title:hover{color:#999}
    .s3sliderImage span a:link,.s3sliderImage span a:visited{color:#888}
    .s3sliderImage span a:hover{color:#555}
  4. Kemudian copas kode berikut diatas kode </head>
    <script src='http://ajax.googleapis.com/ajax/libs/jquery/1.3.2/jquery.js' type='text/javascript'/>
    <script type='text/javascript'>
    <!--//--><![CDATA[//><!--
    (function($){ 
        $.fn.s3Slider = function(vars) {      
            var element     = this;
            var timeOut     = (vars.timeOut != undefined) ? vars.timeOut : 4000;
            var current     = null;
            var timeOutFn   = null;
            var faderStat   = true;
            var mOver       = false;
            var items       = $("#" + element[0].id + "Content ." + element[0].id + "Image");
            var itemsSpan   = $("#" + element[0].id + "Content ." + element[0].id + "Image span");
            items.each(function(i) {
                $(items[i]).mouseover(function() {
                   mOver = true;
                });
                $(items[i]).mouseout(function() {
                    mOver   = false;
                    fadeElement(true);
                });
            });
            var fadeElement = function(isMouseOut) {
                var thisTimeOut = (isMouseOut) ? (timeOut/2) : timeOut;
                thisTimeOut = (faderStat) ? 10 : thisTimeOut;
                if(items.length > 0) {
                    timeOutFn = setTimeout(makeSlider, thisTimeOut);
                } else {
                    console.log("Poof..");
                }
            }
            var makeSlider = function() {
                current = (current != null) ? current : items[(items.length-1)];
                var currNo      = jQuery.inArray(current, items) + 1
                currNo = (currNo == items.length) ? 0 : (currNo - 1);
                var newMargin   = $(element).width() * currNo;
                if(faderStat == true) {
                    if(!mOver) {
                        $(items[currNo]).fadeIn((timeOut/6), function() {
                            if($(itemsSpan[currNo]).css('bottom') == 0) {
                                $(itemsSpan[currNo]).slideUp((timeOut/6), function() {
                                    faderStat = false;
                                    current = items[currNo];
                                    if(!mOver) {
                                        fadeElement(false);
                                    }
                                });
                            } else {
                                $(itemsSpan[currNo]).slideDown((timeOut/6), function() {
                                    faderStat = false;
                                    current = items[currNo];
                                    if(!mOver) {
                                        fadeElement(false);
                                    }
                                });
                            }
                        });
                    }
                } else {
                    if(!mOver) {
                        if($(itemsSpan[currNo]).css('bottom') == 0) {
                            $(itemsSpan[currNo]).slideDown((timeOut/6), function() {
                                $(items[currNo]).fadeOut((timeOut/6), function() {
                                    faderStat = true;
                                    current = items[(currNo+1)];
                                    if(!mOver) {
                                        fadeElement(false);
                                    }
                                });
                            });
                        } else {
                            $(itemsSpan[currNo]).slideUp((timeOut/6), function() {
                            $(items[currNo]).fadeOut((timeOut/6), function() {
                                    faderStat = true;
                                    current = items[(currNo+1)];
                                    if(!mOver) {
                                        fadeElement(false);
                                    }
                                });
                            });
                        }
                    }
                }
            }
            makeSlider();
        }; 
    })(jQuery); 
    //--><!]]></script>
    <script type='text/javascript'>
    $(document).ready(function() {
    $(&#39;#s3slider&#39;).s3Slider({
    timeOut: 4000
    });
    });
    </script>
  5. Setelah itu siapkan gambar dan url yang akan ditampilkan dalam menu slideshow, jika sudah ada gambar dan url-nya, silahkan sobat copas kode berikut setelah kode <div id='main-wrapper'>
    <div id='slider-holder'>
    <div id='s3slider'>
    <ul id='s3sliderContent'>

    <li class='s3sliderImage' style='display: list-item;'>
    <a href='LETAK LINK DISINI 1'><img src='https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg9Y3o6MXNc8qFUyvXEdIZCnahzZNS48Zl2Ej8piJyPQMcPlEKmJTvjWJKnmmrGI0FZd-IaLwALTrly3Y1_-HWHFBEhCotYARrgzZDaWlb6GrKNmU4fDvgJ-4KVdrypFmW7qwP4FVAWMg/s1600/2.jpg' style='width: 540px; height: 300px;'/></a>
    <span style='display: block;'>
    <a class='featured-title block' href='LETAK LINK DISINI 1'>JUDUL POST 1</a><br/>
    Isi diskripsi tentang gambar diatas
    </span>
    </li>

    <li class='s3sliderImage' style='display: none;'>
    <a href='LETAK LINK DISINI 2'><img src='https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiZ71W0iOn6xDQnmUvGeMD6kzUgDG-fk1_YcAFtDPWkrZ8OEi-ZOpz8Wtdv_hhBB_CD1KUjHxDAspWbSqKt6GtvnhgOPRpiAHNRE0LGJ6s2CRDq_Mn2FxLRj8meOrHpHSKQdv4MmiEw8g/s1600/4.jpg' style='width: 540px; height: 300px;'/></a>
    <span style='display: none;'>
    <a class='featured-title block' href='LETAK LINK DISINI 2'>JUDUL POST 2</a><br/>
    Isi diskripsi tentang gambar diatas
    </span>
    </li>

    <li class='s3sliderImage' style='display: none;'>
    <a href='LETAK LINK DISINI 3'><img src='https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgcrB-cwwJNt7lDpraDpXWwH0dEWQqcap34-6kpKRTUf7mntqKMGgGn9UaWbWFOLjUJ8yt0_qJtcK1gcucNhhNQnIxBw_QicjJpXeOJH6VFOpAqDzsoImGOqe9mbIwjQIadKeAf9nZDFeI/s1600/2.jpg' style='width: 540px; height: 300px;'/></a>
    <span style='display: none;'>
    <a class='featured-title block' href='LETAK LINK DISINI 3'>JUDUL POST 3</a><br/>
    Isi diskripsi tentang gambar diatas </span>
    </li>

    <li class='s3sliderImage' style='display: none;'>
    <a href='LETAK LINK DISINI 4'><img src='https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiv1Bb538BQfo5IUe5Wf5uK52pU2umQx3avHNUGZgkjDnCF5A2BeaMOvcuBEl1DOm501Ld-MBKYkjPUvqta5r2h-bhzqXhrBAoIaLeAPd1IfdDpmOqfRWiTNNkzeNe-JPMUAvsF-xoRPo8/s1600/3.jpg' style='width: 540px; height: 300px;'/></a>
    <span style='display: none;'>
    <a class='featured-title block' href='LETAK LINK DISINI 4'>JUDUL POST 4</a><br/>
    Isi diskripsi tentang gambar diatas
    </span>
    </li>

    <li class='s3sliderImage' style='display: none;'>
    <a href='LETAK LINK DISINI 5'><img src='https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjUMbJMyiYxyoLgmEKW5sNYLFLgan2cjWIvG5sQ_opbr8horq0yFEA3y-rgcn76enc8eu0oQyIgCz3V57liVLvaa3eay_rxgzGVxWxmIYJPvT2OxDzP7m2_CNgUt5bTm0NRj-ZgVc6ZV-g/s1600/4.jpg' style='width: 540px; height: 300px;'/></a>
    <span style='display: none;'>
    <a class='featured-title block' href='LETAK LINK DISINI 5'>JUDUL POST 5</a><br/>
    Isi diskripsi tentang gambar diatas </span>
    </li>

    <li class='clear s3sliderImage'/>
    </ul>
    </div>
    </div>
  6. Simpan Template

Blogger Support Read More

Saya tidak tau pasti kapan blogger update fasilitas read more ini, seperti yang ada di wordpress, sekarang kita tidak perlu lagi menggunakan read more manual yang pernah saya bahas dulu. Jadi lupakan saja read more yang dulu pernah saya jelaskan di blog ini.

Karena fungsi read more dari blogger ini lebih praktis, sobat tidak perlu lagi meletakkan kode <span class=”fullpost”> setelah postingan pertama dan tidak pula harus menutupnya dengan </span> di akhir postingan.

Sebenarnya kode pemisah postingan yang pertama akan muncul dan yang akan muncul secara keseluruhan ini sangat simple, hanya kode <!--more-->, jadi tidak masalah jika sobat menulis menggunakan windows live writter.
Sobat masih bisa menggunakan read more ini dengan menambahkan kode <!--more--> diantara postingan yang akan tampil pertama. Oke kita tinggalkan windows live writter, sekarang tuju blogger.
  1. Buka blogger dengan ID sobat. 
  2. Pada halaman dashboard, klik Setting –> Pilih Global Setting, klik radio button Update Edittor
  3. Kemudian tuju halaman postingan, dan perhatikan gambar yang saya lingkari dengan warna merah di bawah ini.
    Halaman Post
    Nah tombol tersebut adalah tombol pemisah postingan yang biasa kita sebut dengan read more. Silahkan di coba menulis artikel dan pisahkan dengan kode tersebut.
  4. Untuk setting kata read more silahkan sobat tuju Elemen Halaman.
  5. Kemudian klik Edit pada Posting Blog, seperti gambar di bawah ini
    Post
  6. Pada halaman Edit tersebut, perhatikan Post Page Link Text, silahkan sobat ubah sesuai keinginan sobat, bisa dengan “read more” atau “baca selengkapnya”.
    Main
  7. Kemudian Simpan.
Selamat menulis menggunakan read more baru dari blogger. Open-mouthed

Kotak Postingan Terpisah

Perhatikan blog ini, terlihat kolom postingan blog saya terpisah antara satu postingan dengan postingan yang lain.

Kolom postingan terpisah seperti ini juga terlihat lebih enak dipandang dan lebih memudahkan pengunjung blog dalam membedakan isi artikel yang kita tulis, daripada kolom postingan yang menyatu atau dalam 1 kotak saja.

Jika sobat ingin blog sobat tampilannya seperti ini, berarti sobat benar telah membaca artikel ini..

Untuk pemasangan kolom yang seperti ini, sobat hanya memerlukan sedikit tambahan kode HTML saja yang nantinya akan disisipkan ke blog sobat.

Berikut langkah - langkahnya :

  1. Silahkan login dahulu ke Blogger dengan ID sobat tentunya.
  2. Klik Tata Letak.
  3. Klik tab Edit HTML.
  4. Setelah itu cari kode yang seperti ini

    .post {

  5. Kemudian tambahkan kode berikut ini tepat setelah kode tersebut


    Padding:15px; /* Jarak text post dengan garis pinggir */

    Border-top: 2px solid #000000; /* warna garis pinggir atas */

    Border-bottom: 2px solid #000000; /* warna garis pinggir bawah */

    Border-left: 2px solid #000000; /* warna garis pinggir kiri */

    Border-right: 2px solid #000000; /* warna garis pinggir kanan */

    Margin-bottom: 30px; /* jarak antara post yang satu dengan yang lainnya */

  6. Save Template.

Sekarang coba sobat lihat hasilnya, jika sobat benar meletakkan kode HTML nya Insya Allah pasti akan berhasil dan sama seperti punya saya. Tapi masih dalam bentuk kotak kaku alias lancip pada ujung - ujungnya. Nanti jika sempat akan saya tulis postingan tentang membuat garis melengkung pada sudut kolom.

Selamat mencoba !!

Link Berkelip Warna-Warni

Perhatikan semua link yang terdapat di dalam blog saya, coba sobat sorot dan lihat hasilnya.
Tampak link yang disorot akan berkelip warna-warni seperti pelangi, hehe..

Sobat bisa menggunakan jasa penyedia script gratisan yang ada di Internet yaitu dengan menggunakan jasa http://www.dynamicdrive.com, filenya bernama rainbow dalam format java script yang bisa sobat download secara gratis.

Atau jika ingin menggunakan hasil download dari saya juga tidak apa-apa, monggo mas..sama gratisnya.
Berikut beberapa langkah untuk membuat link berkelip warna-warni.

^^Langkah Pertama :

  1. Download file script rainbow, klik disini untuk mendownload.
  2. Kemudian extract file tersebut dari format zip menjadi file java.

  3. Kemudian upload file tersebut ke GoogleCode.
  4. Simpan alamat url yang terdapat diatas address bar. Contohnya seperti ini :

    http://big4share.googlecode.com/files/rainbow.js

  5. Setelah itu ubahlah alamat url tadi menjadi seperti ini :
    <script src='http://big4share.googlecode.com/files/rainbow.js'/ >

^^Langkah Kedua :

  1. Login Ke Blogger Menggunakan ID sobat
  2. Klik "Tata Letak"
  3. Klik "Edit HTML"
  4. Cari kode seperti ini : </head>
  5. Kemudian copy paste kode tadi dibawah kode </head>
  6. Seperti ini hasilnya :
    </head><script src='http://big4share.googlecode.com/files/rainbow.js'/>
  7. Setelah itu "Simpan Template"

Selamat Mencoba !

Cara Pasang Banner di Blog

Agar blog kita kelihatan lebih bagus dan dinamis, ada baiknya kita pasang banner di beberapa sidebar atau header blog kita. Banyak pengunjung blog yang langsung tertuju ke arah banner, apalagi jika kita punya banner yang interaktif dengan pengunjung.

Misalnya jika sobat terdaftar di suatu situs bisnis online, pastinya sobat akan mendapatkan banner untuk mempromosikan link url sobat di tempat sobat mendaftar. Banner yang diberikan berupa kode HTML yang bentuknya agak sedikit ribet, tapi jika setelah kita copy paste ke blog kita, jadinya akan berupa gambar atau banner yang kita maksud.
Seperti ini contohnya, gambar berikut saya dapat setelah mengikuti program bisnis online yang dikenal dengan nama paid to click atau PTC.

buxp
dan biasanya akan diberikan kode html yang nantinya akan kita pasang di blog kita, seperti ini contoh kode html-nya :
<a href="http://www.buxp.net/?r=miskahiper"><img src="http://buxp.net/banner1.gif" alt="" /></a>
dan bagaimana cara memasangnya di blog kita? silahkan ikuti panduannya berikut ini :

  1. Login ke Blogger dengan ID sobat.
  2. Klik Tata Letak.
  3. Klik Elemen Halaman.
  4. Kemudian klik yang bertuliskan Tambah Gadget, bisa di sidebar, header atau bagian bawah template.
    add gadget
  5. Kemudian pilih yang HTML/Java Script
    image
  6. Copy paste kode HTML sobat kedalamnya, sobat bisa menambahkan judul diatasnya jika mau.
    insert html
  7. Lalu klik Simpan.
  8. Selesai.




Membuat banner sendiri

Bagaimana jika sobat ingin memasang banner atau gambar sendiri ke dalam blog sobat dan jika di klik akan menuju ke situs atau blog sobat yang lain? saya akan berikan contohnya berikut ini.


Bagaimana membuatnya menjadi banner yang mempunyai link didalamnya?
  • Upload gambar tersebut kedalam situs penyimpanan online, sobat bisa upload ke Photobucket atau Google Sites
  • Anggap saja sobat ingin menggunakan jasa Photobucket, pada halaman depan silahkan sobat klik Join Now It’s Free! untuk menjadi anggota image
  • Ikuti saja langkah-langkah pendaftarannya sampai selesai.
  • JIka sudah selesai register, klik login untuk masuk ke halaman utama Photobucket
  • Bagaimana cara upload gambarnya? pada bagian atas coba cari tulisan Upload images & videos, klik dan upload gambar yang sudah sobat siapkan. image
  • Setelah selesai upload gambar, kemudian sorot pada gambar tersebut dan klik yang HTML Code
    miscah
  • Sekarang copy paste saja dulu kedalam notepad, misalnya kode html untuk gambar yang saya upload ke Photobucket seperti ini :
    <a href="http://s643.photobucket.com/albums/uu155/miskahiper/?action=view&current=BANNER2.jpg" target="_blank"><img src="http://i643.photobucket.com/albums/uu155/miskahiper/BANNER2.jpg" border="0" alt="blogspot tutorial,blog,tips blogging"></a>
  • Hapus kode yang berwarna merah dan ganti dengan kode url blog sobat atau situs yang ingin sobat beri link, sehingga jadinya seperti dibawah ini :
    <a href=http://miscah.blogspot.com" target="_blank"><img src="http://i643.photobucket.com/albums/uu155/miskahiper/BANNER2.jpg" border="0" alt="blogspot tutorial,blog,tips blogging"></a>
  • Kode tersebutlah yang sekarang bisa sobat copy paste ke blog sobat.

Mudah kan, selamat berkreasi !

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Ahenz | Blogger Sejati by Big 4 Share - Private Template | Big Community